Rabu, 23 April 2014

contoh kliping tata nama senyawa kimia



Tatanama Senyawa dan Persamaan Reaksi Sederhana
Peta konsep
http://musnainimusnaini.files.wordpress.com/2011/06/xcz-e1307703432551.jpg?w=604&h=317A.  Rumus Kimia
Rumus kimia zat menyatakan jenis dan jumlah relatif atom-atom yang terdapat dalam zat itu. Angka yang menyatakan jumlah atom suatu unsur dalam rumus kimia disebut angka indeks. Rumus kimia zat dapat berupa rumus molekul atau rumus empiris. Rumus kimia (juga disebut rumus molekul) adalah cara ringkas memberikan informasi mengenai perbandingan atom-atom yang menyusun suatu senyawa kimia tertentu, menggunakan sebaris simbol zat kimia, nomor, dan kadang-kadang simbol yang lain juga, seperti tanda kurung, kurung siku, dan tanda plus (+) dan minus (-). Jenis paling sederhana dari rumus kimia adalah rumus empiris, yang hanya menggunakan huruf dan angka.
Untuk senyawa molekular, rumus ini mengidentifikasikan setiap unsur kimia penyusun dengan simbol kimianya dan menunjukkan jumlah atom dari setiap unsur yang ditemukan pada masing-masing molekul diskrit dari senyawa tersebut. Jika suatu molekul mengandung lebih dari satu atom unsur tertentu, kuantitas ini ditandai dengan subskrip setelah simbol kimia (walaupun buku-buku abad ke-19 kadang menggunakan superskrip). Untuk senyawa ionik dan zat non-molekular lain, subskrip tersebut menandai rasio unsur-unsur dalam rumus empiris.
Misalnya: C6H12O6: glukosa
Contoh:
a.    Rumus molekul air yaitu H2O yang berarti dalam satu molekul air terdapat dua atom hidrogen dan satu atom oksigen.
b.    Rumus molekul glukosa C6H12O6 yang berarti dalam satu molekul glukosa terdapat 6 atom karbon, 12 atom hidrogen, dan 6 atom oksigen.
B. Rumus Empiris
Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan perbandingan terkecil atom-atom dari unsur-unsur yang menyusun suatu senyawa. Rumus kimia senyawa ion merupakan rumus empiris. Menentukan Rumus Empiris Zat
Dalam menentukan rumus empiris, perbandingan mol unsur-unsur dalam zat haruslah merupakan perbandingan paling sederhana.
Contoh:
Sejumlah sampel zat mengandung 11,2 gram Fe dan 4,8 gram O (Ar Fe = 56 dan O = 16). Tentukan rumus empiris senyawa tersebut!
Jawab:
Untuk menentukan rumus empiris zat, kita menghitung perbandingan mol Fe dan O sebagai berikut.
Komponen Penyusun Zat
Massa(gram)
Mol Komponen
Fe
11,2 gram
Mol Fe
= \tfrac {massa\: Fe}{Ar\: Fe}= \tfrac {11,2 gram}{56 gram / mol} =0,2 mol
O
4,8 gram
Mol O
= \tfrac {massa\: O}{Ar\: O}= \tfrac{4,8 gram}{16 gram/mol} =0,3 mol
Diperoleh perbandingan Fe : O = 0,2 : 0,3 = 2 : 3.
Jadi, rumus empiris senyawa adalah Fe2O3.
Menentukan Rumus Empiris Berdasarkan Persen Massa

Tentukan rumus empirisnya!
Unsur-unsur Penyusun Zat Vanila yang digunakan untuk memberi cita rasa makanan mempunyai komposisi: 63,2% C, 5,2% H, dan 31,6% O (Ar C = 12, H = 1, dan O = 16).
Jawab:
Untuk menentukan rumus empiris vanila, kita menghitung perbandingan mol C, H, dan O. Misalkan dalam 100 gram sampel vanila.
Komponen Penyusun Zat
Persen Massa
Massa per 100 gram Sampel
Mol Komponen
C
63,2
63,2 gram
Mol C == \frac {63,2 gram} {12 gram/mol }
= 5,27 mol
H
5,2
5,2 gram
Mol H == \frac {5,2 gram} {1gram/mol}
= 5,2 mol
O
31,6
31,6 gram
Mol O == \frac {31,6 gram }{16 gram/mol }
= 1,98 mol
Diperoleh perbandingan mol C : H : O
= 5,27 : 5,2 : 1,98
= 2,66 : 2,66 : 1
= 8 : 8 : 3
Jadi, rumus empiris vanila adalah C8H8O3.
(James E. Brady, 1990)

Menentukan Rumus Molekul Zat

Pada dasarnya rumus molekul merupakan kelipatan-kelipatan dari rumus empirisnya. Sebagai
contoh:
Rumus Molekul
Rumus Empiris
n
Nama Zat
C2H2
CH
2
Etuna/gas asetilena
C2H4
CH2
2
Etena
C6H14
C3H7
2
Heksana
CH3COOH
CH2O
2
Asam asetat/asam cuka
C6H12O6
CH2O
6
Glukosa
NaCl
NaCl
1
Natrium klorida
CO(NH2)2
CO(NH2)2
1
Urea
H2O
H2O
1
Air
CO2
CO2
1
Karbon dioksida
Untuk menentukan rumus molekul maka:
(rumus empiris)n = rumus molekul
dengan n = bilangan bulat
Nilai n dapat ditentukan jika rumus empiris dan massa molekul relatif (Mr) zat diketahui.
Mr rumus molekul = n × (Mr rumus empiris)
Contoh:
Suatu senyawa dengan rumus empiris CH (Ar C = 12 dan H = 1) mempunyai Mr = 26.
Tentukan rumus molekul senyawa tersebut!
Jawab:
Mr = n × (Ar C + Ar H)
26 = n × (12 + 1)
26 = n × 13
n = 2
Jadi, rumus molekul senyawa tersebut adalah (CH)2 = C2H2
Contoh:
a. Natrium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri atas ion Na+ dan ion Cl– dengan perbandingan 1 : 1. Rumus kimia natrium klorida NaCl.
b. Kalsium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri atas ion Ca2+ dan ion Cl– dengan perbandingan 2 : 1. Rumus kimia kalsium klorida CaCl2.
Pada kondisi kamar, sebagian unsur-unsur ada yang membentuk molekul-molekul. Rumus kimia unsur-unsur semacam ini tidak digambarkan hanya dengan lambang unsurnya, melainkan unsur beserta jumlah atom yang membentuk molekul unsur tersebut.
Ø  Rumus kimia gas oksigen yaitu O2, berarti rumus kimia gas oksigen terdiri atas molekul-molekul oksigen yang dibangun oleh dua atom oksigen.
Ø  Rumus kimia fosfor yaitu P4, berarti rumus kimia unsur fosfor terdiri atas molekul-molekul fosfor yang tiap molekulnya dibentuk dari empat buah atom fosfor.
Semua senyawa mempunyai rumus empiris. Senyawa molekul mempunyai rumus molekul selain rumus empiris. Pada banyak senyawa, rumus molekul sama dengan rumus empirisnya. Senyawa ion hanya mempunyai rumus empiris. Jadi, semua senyawa yang mempunyai rumus molekul, pasti memiliki rumus empiris. Namun, senyawa yang memiliki rumus empiris, belum tentu mempunyai rumus molekul.
http://musnainimusnaini.files.wordpress.com/2011/06/wqa-e1307707334844.jpg?w=604&h=159
Langkah-langkah menentukan rumus empiris dan rumus molekul sebagai berikut.
Menuliskan Persamaan Reaksi.
o Reaksi kimia mengubah zat-zat asal (pereaksi = reaktan ) menjadi zat baru (produk).
o Jenis dan jumlah atom yang terlibat dalam reaksi tidak berubah, tetapi ikatan kimia di antaranya berubah.
o Ikatan kimia dalam pereaksi diputuskan dan terbentuk ikatan baru dalam produknya.
o Atom-atom ditata ulang membentuk produk reaksi.

Penulisan persamaan reaksi dapat dilakukan dengan 2 langkah :
1). Menuliskan rumus kimia zat pereaksi dan produk, lengkap dengan keterangan wujudnya.
2). Menyetarakan Persamaan Reaksi.
Penyetaraan, yaitu memberi koefisien yang sesuai sehingga jumlah atom setiap unsur sama pada kedua ruas ( cara sederhana ).
Langkah-langkahnya ( cara matematis ) :
a). Tetapkan koefisien salah satu zat, biasanya zat yang rumusnya paling kompleks = 1, sedangkan zat lain diberikan koefisien sementara dengan huruf.
b). Setarakan terlebih dahulu unsur yang terkait langsung dengan zat yang diberi koefisien 1 itu.
c). Setarakan unsur lainnya. Biasanya akan membantu jika atom O disetarakan paling akhir.


http://musnainimusnaini.files.wordpress.com/2011/06/wqa1-e1307707552308.jpg?w=604&h=114
Keterangan:
y : massa unsur dibagi dengan Ar
x : dikalikan dengan hasil perbandingan dengan Mr rumus molekul dan Mr rumus empiris
B. Tatanama Senyawa
Nama ilmiah suatu unsur mempunyai asal-usul yang bermacam-macam. Ada yang didasarkan pada warna unsur seperti klorin (chloros = hijau), atau pada salah satu sifat dari unsur yang bersangkutan seperti fosfor (phosphorus = bercahaya) atau nama seorang ilmuwan yang sangat berjasa seperti einsteinium (untuk albert einstein). Untuk mencegah timbulnya perdebatan mengenai nama dan lambang unsur-unsur baru, Persatuan Kimia Murni dan Kimia Terapan (International Union Of Pure and Applied Chemistry = IUPAC) menetapkan aturan penamaan dan pemberian lambang untuk unsur-unsur temuan baru sebagai berikut.
1. Nama berakhir dengan ium, baik untuk unsur logam maupun nonlogam.
2. Nama itu didasarkan pada nomor atom unsur, yaitu rangkaian akar kata
yang menyatakan nomor atomnya.
0 = nil 4 = quad 7 = sept
1 = un 5 = pent 8 = okt
2 = bi 6     = hex 9 = enn
3 = tri
Lambang unsur (tanda atom) terdiri atas tiga huruf yakni rangkaian huruf awal dari akar yang menyatakan nomor atom unsur tersebut.
Contoh:
a. Unsur nomor atom 107
1                      0                              7
Un                  nil                          sept + ium
Nama : Unnilseptium                                           Lambang : Uns
b. Unsur nomor atom 105
1                      0                              5
un                   nil                           pent + ium
Nama : Unnilpentium                                             Lambang : Unp
Namun, aturan penamaan IUPAC jarang digunakan.
Ada beberapa sistem penamaan yang didasarkan pada rumus kimia senyawa.
1. Tatanama Senyawa Biner
Senyawa biner adalah senyawa yang hanya terbentuk dari dua macam unsur yang berbeda (terdiri atas unsur logam dan nonlogam).
a. Unsur yang berada di depan disebut sesuai dengan nama unsur tersebut.
  1.  Unsur yang berada di belakang disebut sesuai dengan nama unsurtersebut dengan menambahkan akhiran -ida.
  2. Jumlah atom unsur disebut dengan menggunakan angka Latin (jika diperlukan).
Contoh:
NO                       : nitrogen monoksida
NO2                     : nitrogen dioksida
AlCl                     : aluminium klorida
FeCl3                   : besi(III) klorida
SnO                      : timah(II) oksida
Pada senyawa biner tersebut di atas, unsur logam sebagai kation (ion positif)
dan unsur nonlogam sebagai anion (ion negatif).
Tabel Beberapa Ion Positif (Kation) http://musnainimusnaini.files.wordpress.com/2011/06/xs-e1307707986545.jpg?w=604&h=399
Tabel Beberapa Ion Negatif (anion)
http://musnainimusnaini.files.wordpress.com/2011/06/cf-e1307708282135.jpg?w=604&h=261
Apabila ion positif dan ion negatif bergabung membentuk senyawa, jumlah muatannya harus nol. Sebagai contoh:
  1.  ion Fe3+ apabila bergabung dengan ion S2– akan membentuk senyawa dengan rumus kimia Fe2S3, sebab untuk menjadikan netral setiap tiga ion S2– yang mempunyai muatan –2 memerlukan 2 buah ion Fe3+ yang bermuatan +3,
  2.  ion Al3+ apabila bergabung dengan ion Cl- akan membentuk senyawa dengan rumus kimia AlCl3 = Aluminium klorida, sebab untuk menjadikan netral setiap satu ion Al3+ yang bermuatan +3 memerlukan tiga ion Cl– yang bermuatan –1.
Perhatikan beberapa contoh berikut.
BaCl2 : Barium klorida
AgBr : Perak(I) bromida
CuCl2 : Tembaga(II) klorida
b. Senyawa Biner Kedua-duanya Nonlogam
Senyawa biner kedua-duanya nonlogam merupakan senyawa yang tersusun atas molekul-molekul, bukan ion-ion. Penamaannya ditandai dengan awalan angka Yunani yang menyatakan jumlah atom nonlogam diakhiri dengan akhiran –ida.
Awalan angka Yunani
Mono = 1                             Heksa = 6
Di = 2                                      Hepta = 7
Tri = 3                                     Okta = 8
Tetra = 4                               Nona = 9
Penta = 5                              Deka = 10
Contoh:
CO          : Karbon monoksida
CO2              : Karbon dioksida
N2O5          : Dinitrogen pentaoksida
PCl5            : Fosfor pentaklorida
SO3             : Belerang trioksida
3. Senyawa yang Tersusun Atas Ion-Ion Poliatom
Ion-ion dibedakan menjadi ion atom tunggal (ion monoatom) dan ion yang tersusun atas gabungan beberapa unsur yang disebut ion-ion poliatom. Cara pemberian nama senyawa yang tersusun atas kation dan anion poliatomik yaitu, nama logam kation diikuti nama anionnya. Khusus untuk logam golongan B disesuaikan dengan bilangan oksidasi unsur tersebut dalam senyawanya.

Contoh:
NH4Cl                             : amonium klorida

NaNO3                           : natrium nitrat

MgSO4                            : magnesium sulfat

KCN                                  : kalium sianida

Zn(OH)2                        : seng(II) hidroksida (pada senyawa ini, bilangan oksidasi seng = 2)

FeC2O4                           : besi(II) oksalat (pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 2)

Fe2(SO4)3                    : besi(III) sulfat (pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 3)



Tabel  Beberapa Jenis Ion Poliatomik
http://musnainimusnaini.files.wordpress.com/2011/06/zxq-e1307709038177.jpg?w=604&h=357

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian nama senyawa ion poliatomik sebagai berikut.
  1. Kebanyakan ion poliatom bermuatan negatif kecuali ion amonium (NH4+).
  2. Hampir seluruh ion poliatom mengandung oksigen, kecuali CN– dan NH4+. Untuk jumlah oksigen yang lebih sedikit diberi akhiran -it, dan untuk jumlah oksigen yang lebih banyak diberi akhiran -at. Contoh: SO3 2– diberi nama sulfit sedangkan SO4 2- diberi nama sulfat.
  3. Suatu senyawa bersifat netral. Oleh karena itu, apabila suatu senyawa belum netral, ion-ion yang berbeda muatannya harus disamakan terlebih dahulu dengan menambahkan angka indeks.
    Contoh:
    • Ion Pb2+ dan NO3 . Oleh karena Pb bermuatan 2+ sedangkan NO3 bermuatan –1, untuk membentuk senyawa yang netral diperlukan 2 NO3 . Maka senyawanya menjadi Pb(NO3)2.
    • Ion Ca2+ dan ion PO4 3-. Oleh karena Ca bermuatan +2 dan PO4 bermuatan –3, untuk membentuk senyawa netral Ca harus dikalikan 3 dan PO4 harus dikalikan 2. Maka senyawanya menjadi Ca3(PO4)2.
4.  Tatanama Senyawa Asam
Asam adalah zat yang jika dilarutkan di dalam air akan terlarut dan terurai menghasilkan ion hidrogen (H+) dan ion negatif. Semua asam diawali dengan hidrogen kecuali asam organik dan air. Pada umumnya asam merupakan senyawa biner yang mengandung hidrogen, oksigen, dan unsur nonlogam. Semua asam dinamai dengan awalan asam yang diikuti nama ion negatifnya.
Tabel Beberapa Nama Asam
http://musnainimusnaini.files.wordpress.com/2011/06/we-e1307709330449.jpg?w=604





5. Tatanama Senyawa Hidrat
Beberapa senyawa yang berwujud kristal mampu mengikat air dari udara atau bersifat higroskopis, sehingga kristal senyawa tersebut mengandung “air kristal”. Senyawa yang mengandung air kristal disebut hidrat. Kristal hidrat tidak berair karena molekul air terkurung rapat dalam kristal senyawa. Senyawa hidrat dinamai dengan menambahkan awalan angka Yunani yang menyatakan banyaknya air kristal hidrat di akhir nama senyawa tersebut.
Contoh:
CuSO4.5H2O                        : tembaga(II) sulfat pentahidrat
CaSO4.2H2O                        : kalsium sulfat dihidrat
Na2CO3.10H2O                : natrium karbonat dekahidrat
C. Persamaan Reaksi
Persamaan reaksi menggambarkan reaksi kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi dan hasil reaksi disertai koefisiennya masing-masing. Persamaan reaksi yang sempurna disebut juga persamaan reaksi yang telah setara. Syarat-syarat persamaan reaksi setara sebagai berikut.
  1. Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi selalu sama.
  2.  Jumlah masing-masing atom sebelum dan sesudah reaksi selalu sama (memenuhi hukum kekekalan massa).
  3. Perbandingan koefisien reaksi menyatakan perbandingan mol (khusus yang berwujud gas perbandingan koefisien juga menyatakan perbandingan volume asalkan suhu dan tekanannya sama).
  4. Pereaksi dan hasil reaksi dinyatakan dengan rumus kimia yang benar.
  5.  Wujud zat-zat yang terlibat reaksi harus dinyatakan dalam tanda kurung setelah rumus kimia. Untuk membuat persamaan reaksi menjadi setaradiperbolehkan mengubah jumlah rumus kimia (jumlah molekul atau satuan rumus), tetapi tidak boleh mengubah rumus kimia zat-zat yang terlibat persamaan reaksi. Jumlah satuan rumus kimia disebut koefisien.
Selain menggambarkan rumus kimia, persamaan reaksi yang sempurna juga menunjukkan wujud zat yang terlibat dalam reaksi. Wujud zat dalam persamaan reaksi disingkat dengan:
(s)           : solid (zat padat)
(l )           : liquid (zat cair)
(aq)       : aqueous (larutan dalam air)
(g)          : gas
Misalnya: H2(g) + O2(g) –> H2O(l )

Contoh Soal
1. Tentukanlah koefisien reaksi dari asam nitrat dan hidrogen sulfida menghasilkan nitorgen oksida, sulfur, dan air. Persamaan reaksinya dapat ditulis: HNO3(aq) + H2S(g) à NO(g) + S(s) + H2O(l )
Jawab: Cara yang termudah untuk menentukan koefisien reaksinya adalah dengan memisalkan koefisiennya masing-masing a, b, c, d dan e sehingga:
a HNO3 + b H2S –> c NO + d S + e H2O
Berdasarkan reaksi di atas:
atom N : a = c (sebelum dan sesudah reaksi)
atom O : 3a = c + e –> 3a = a + e –> e = 2a
atom H : a + 2b = 2e = 2(2a) = 4a –> 2b = 3a –> b = 3/2 a
atom S : b = d = 3/2 a
Maka agar terselesaikan diambil sembarang harga misalnya a = 2 berarti: b = d = 3, dan e = 4 sehingga persamaan reaksinya:
2 HNO3 + 3 H2S –> 2 NO + 3 S + 4 H2O
Persamaan reaksi di atas dapat dibaca: dua senyawa asam nitrat dan tiga senyawa hidrogen sulfida akan menghasilkan dua senyawa nitrogen oksida, tiga atom sulfur, dan empat molekul air.
2. Serbuk besi direaksikan dengan larutan asam klorida menghasilkan larutan
besi(II) klorida dan gas hidrogen.
Jawab:
Reaksi yang berlangsung dapat ditulis: Fe(s) + HCl(aq) –> FeCl2(aq) + H2(g)
Dari reaksi di atas dapat dilihat bahwa jumlah H dan Cl belum setara. Oleh karena itu, karena jumlah H dan Cl di sebelah kanan = 2 maka di sebelah kiri harus dikalikan 2 sehingga persamaan reaksinya menjadi: Fe(s) + 2HCl(aq) –> FeCl2(aq) + H2(g)














KATA PENGANTAR

Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala Puji bagi Allah yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kliping ini dapat terselesaikan dengan baik. 
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan  kepada Suri Teladan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya yang membawa kebenaran bagi kita semua.
Kliping ini merupakan tugas mata pelajaranKIMIA”. Kliping ini merupakan inovasi pembelajaran untuk memahami mata pelajaran tersebut secara mendalam, semoga makalah ini dapat berguna untuk teman teman semuanya.
Kami sebagai penulis mengharapkan kemaklumannyajika  dalam penulisan kliping ini masih terdapat kekurangan dari segi cara penulisan, tata bahasa maupun dari isi mutu penulisan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati yang paling dalam kami harapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun demi kelengkapan dan kesempurnaan makalah ini
Ucapan terima kasih tak lupa pula kami ucapkan,sebagai wujud rasa syukur dengan tersusunnya kliping ini kepada semua pihak yang telah berpartisipasi selama penyusunan kliping ini, yang telah dengan tulus ikhlas membantu baik secara moril maupun materil, terutama kepada Bu ules  dan teman-teman sekalian.

                                                                                             


DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................................. i
Kata Pengantar................................................................................................................ ii
Daftar Isi............................................................................................................................. iii
BAB I  PENDAHULUAN
A.      Latar  Belakang.............................................................................................................
B.       Rumusan  Masalah………………………………………………………………………….
C.       Tujuan.............................................................................................................................
BAB II  PEMBAHASAN
A.    Rumus Kimia....................................................................................................................
B.       Rumus Empiris……………………………………………………………………………..
BAB III  PENUTUP                                                                                                          
A.      Kesimpulan....................................................................................................................
B.       Saran................................................................................................................................






BAB I
PENDAHULUAN

A.          LATAR BELAKANG
Ilmu kimia merupakan suatu cabang ilmu yang di  dalamnya mempelajari bangun (strukutur) materi dan perubahan-perubahan yang dialami materi ini dalam proses-proses alamiah maupun dalam eksperimen yang direncanakan (Keenan, 1984). Salah satu ilmu dalam kimia adalah kimia
teori, dimana metode matematika yang dikombinasikan dengan hukum dasar fisika akan dapat menjelaskan suatu proses kimia yang bersangkutan. Kimia teori pada mulanya hanya bisa memecahkan masalah sebatas satu atau dua partikel yang bergabung menjadi satu kesatuan partikel, yang mana kemudian memperkenalkan sistem koordinat pusat massa. Tetapi dengan adanya suatu pemecahan masalah secara numerik, dimana hasilnya memiliki tingkat keakurasian yang tinggi, berbagai masalah dalam sistem dengan komponen penyusun yang agak kompleks dapat dipecahkan. Munculnya piranti komputer membuat perhitungan numerikal dengan angka tinggi semakin akurat. Hal ini menyebabkan munculnya bidang baru dalam kimia yaitu kimia komputasi (Jensen, 2007). Komputer saat ini telah banyak digunakan dalam berbagai keperluan kimia, misalnya pada NMR spektrometer dan berbagai macam pemodelan untuk suatu reaksi kimia.Kimia komputasi dapat dengan cepat menjelaskan tentang teori kimia, dimana tujuan utamanya adalah untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan perhitungan. Kimia komputasi terbagi dalam tiga masalah utama, yaitu mengartikan kode, problem teknik, dan memperkirakan hasil yang berkualitas (Jensen, 2007). Kimia komputasi dapat melakukan perhitungan dengan intensif dan dapat mengolah data dalam jumlah besar.

B.           RUMUSAN MASALAH
§     Rumus Kimia
§  Tata Nama Senyawa
§  Persamaan Reaksi

C.          TUJUAN

Ø Supaya lebih mudah mengerjakan atau mengerti tentang kimia

BAB III  P E N U T U P

A.    KESIMPULAN
                    Telah disebutkan bahwa pada reaksi kimia atom-atom mengalami penataan ulang, tetapi jenis dan jumlah atom sebelum dan sesudah reaksi adalah sama. Untuk menyamakan jenis dan jumlah atom tsb maka reaksi perlu disetarakan. Yaitu dengan memberi koefisien yang tepat. Banyak reaksi yg dapat disetarakan dengan jalan menebak. Tetapi untuk permulaan ikutilah langkah berikut :
ü  Tetapkan koefisien salah satu zat, biasanya zat yang paling kompleks, sama dengan 1, sedangkan zat lain diberikan koefisien sementara dengan huruf.
ü  Setarakan terlebih dahulu unsur yang terkait langsung dengan zat yang diberi koefisien 1 itu.
ü  Setarakan unsur lainnya. Biasanya akan membantu jika atom O disetarakan paling akhir.
Tata Nama Senyawa Sederhana

1). Tata Nama Senyawa Molekul ( Kovalen ) Biner.
ü  Senyawa biner adalah senyawa yang hanya terdiri dari dua jenis unsur.
Contoh : air (H 2 O), amonia (NH 3 )
a). Rumus Senyawa
ü  Unsur yang terdapat lebih dahulu dalam urutan berikut, ditulis di depan.
ü  B-Si-C-Sb-As-P-N-H-Te-Se-S-I -Br-Cl-O-F
Contoh : ………(lengkapi sendiri)
b). Nama Senyawa
ü  Nama senyawa biner dari dua jenis unsur non logam adalah rangkaian nama kedua jenis unsur tersebut dengan akhiran –ida (ditambahkan pada unsur yang kedua).
ü  Catatan :
ü  Jika pasangan unsur yang bersenyawa membentuk lebih dari sejenis senyawa, maka senyawa-senyawa yang terbentuk dibedakan dengan menyebutkan angka indeks dalam bahasa Yunani.
ü  1 = mono 2 = di 3 = tri 4 = tetra
ü  5 = penta 6 = heksa 7 = hepta 8 = okta
ü  9 = nona 10 = deka
ü  Angka indeks satu tidak perlu disebutkan, kecuali untuk nama senyawa karbon monoksida.
c). Senyawa yang sudah umum dikenal, tidak perlu mengikuti aturan di atas.

2). Tata Nama Senyawa Ion.
ü  Kation = ion bermuatan positif (ion logam)
ü  Anion = ion bermuatan negatif (ion non logam atau ion poliatom)
a). Rumus Senyawa
ü  Unsur logam ditulis di depan.
ü  Rumus senyawa ion ditentukan oleh perbandingan muatan kation dan anionnya.
ü  Kation dan anion diberi indeks sedemikian rupa sehingga senyawa bersifat netral ( jumlah muatan positif = jumlah muatan negatif).
b). Nama Senyawa
ü  Nama senyawa ion adalah rangkaian nama kation (di depan) dan nama anionnya (di belakang); sedangkan angka indeks tidak disebutkan.
ü  Catatan :
ü  Ø Jika unsur logam mempunyai lebih dari sejenis bilangan oksidasi, maka senyawa-senyawanya dibedakan dengan menuliskan bilangan oksidasinya (ditulis dalam tanda kurung dengan angka Romawi di belakang nama unsur logam itu).
ü  Ø Berdasarkan cara lama, senyawa dari unsur logam yang mempunyai 2 jenis muatan dibedakan dengan memberi akhiran –o untuk muatan yang lebih rendah dan akhiran – i untuk muatan yang lebih tinggi.
3). Tata Nama Senyawa Terner.
ü  Senyawa terner sederhana meliputi : asam, basa dan garam.
ü  Reaksi antara asam dengan basa menghasilkan garam.
a). Tata Nama Asam.
ü  Asam adalah senyawa hidrogen yang di dalam air mempunyai rasa masam.
ü  Rumus asam terdiri atas atom H (di depan, dianggap sebagai ion H + ) dan suatu anion yang disebut sisa asam .
ü  Catatan : perlu diingat bahwa asam adalah senyawa molekul, bukan senyawa ion.
ü  Nama anion sisa asam = nama asam yang bersangkutan tanpa kata asam.
ü  Contoh : H 3 PO 4
ü  Nama asam = asam fosfat
ü  Rumus sisa asam = PO 4 3- (fosfat)
b). Tata Nama Basa.
ü  Basa adalah zat yang jika di dalam air dapat menghasilkan ion OH-
ü  Pada umumnya, basa adalah senyawa ion yang terdiri dari kation logam dan anion Nama basa = nama kationnya yang diikuti kata hidroksida .
c). Tata Nama Garam.
ü  Garam adalah senyawa ion yang terdiri dari kation basa dan anion sisa asam . Rumus dan penamaannya = senyawa ion.
4). Tata Nama Senyawa Organik.
ü  Senyawa organik adalah senyawa-senyawa C dengan sifat-sifat tertentu. Senyawa organik mempunyai tata nama khusus, mempunyai nama lazim atau nama dagang ( nama trivial ).
B.             SARAN
C.                 KIMIA tidak mudah untuk dipahami dan dipelajari . Enggak cukup kalau cuman membaca , tetapi kita harus mengerjakan terus temerus . Jadi otak kita dilatih untuk berfikir . Berlatihlah terus temerus .
v Saran Untuk pembaca :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar